Minggu, 11 September 2011

Teknik Dasar Fotografi



      1.    Teknik Freeze
Teknik yang digunakan untuk membuat kesan berhenti dari objek yang bergerak. Teknik ini membutuhkan setting kecepatan shutter yang tinggi sehingga hasil foto yang didapat adalah objek yang bergerak tersebut seolah diam.




      2.    Teknik Panning
Teknik untuk membuat kesan bergerak dari objek gerak yang difoto. Dalam teknik ini fotografer melakukan exposure mengikuti arah bergerak dari objek. Hasilnya adalah objek tersebut diam namun latar belakang yang mengikutinya seolah bergerak dan kabur. Efek yang muncul adalah kesan bergerak.




      3.    Teknik Selecting Focus
Teknik yang membuat objek utama yang diamati fokus, dan objek disekitarnya tidak jelas/blur. Mirip dengan prinsip pengelihatan mata manusia.




      4.    Teknik Slow Shutter Speed
Teknik yang  menggunakan pengaturan speed yang lambat sehingga cahaya yang masuk ke kamera lebih banyak yang terkumpul. Banyak digunakan pada situasi kurang cahaya dan ingin memberikan efek jalur cahaya dan light painting.



      5.    Teknik Siluet
Foto siluet dihasilkan dari bayangan objek yang membelakangi sumber cahaya. Sehingga muncul kesan gelap total dari objek tersebut dan backgroundnya terlihat lebih terang.




Sumber :

Cabang Fotografi


Cabang-Cabang Fotografi :
1.    Cabang Amatir
Umumnya bidang ini meliputi mereka yang hobi fotografi atau mereka yang hanya memanfaatkan fotografi untuk kesenangan bahkan hanya iseng mencoba.
2.    Cabang Polaroid Land Camera
Fotografi tanpa film dan proses cuci cetak. Setelah melakukan pemotretan, hasil fotonya langsung tercetak pada kamera tersebut.
3.    Cabang Komersial
Fotografi dimanfaatkan sebagai sumber memperoleh penghasilan. Beragam caranya, misalkan menawarkan jasa pemotretan di taman hiburan, pembuatan album pernikahan, dsb.
4.    Cabang Seni
Fotografi adalah media ekspresi jiwa dari senimannya yakni fotografer. Mereka menggunakan imajinasinya untuk menangkap dan merangkai segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga menghasilkan suatu keindahan yang baru.


Logika Keran Air Dalam Kamera Fotografi


 Keran air mengalir yang ditampung di wadah/ember ternyata memiliki prinsip yang mirip dengan fotografi. Bayangkanlah air sebagai cahaya dan ember penampungnya adalah kamera. Diafragma adalah seberapa besar kita membuka keran dan  shutter speed diibaratkan sebagai kecepatan membuka dan menutup keran. Sementara ASA/ISO adalah kehalusan filter yang dipasang di keran.
  Tuas keran yang diibaratkan sebagai shutter speed menunjukkan kecepatan buka-tutup keran. Sehingga semakin lama kita membuka, semakin banyak air yang keluar. Kalau dalam kamera berarti semakin banyak cahaya yang masuk ke dalamnya. Demikian pula sebaliknya.
  Apabila kita membuka keran semakin besar, tentu air yang masuk ke ember semakin banyak. Hal inilah yang menjadi logika kerja diafragma/aperture. Dalam kamera, semakin besar bukaan diafragma lensa, cahaya yang diterima film pun semakin banyak.
 ASA/ISO merupakan perumpamaan filter dari keran. ASA/ISO menentukan nilai sensitivitas film terhadap cahaya yang diterimanya. Dalam perumpamaan keran air, semakin halus dan kecil celah filternya, semakin sedikit air yang mengalir namun semakin halus juga air yang keluar. ASA/ISO pun demikian, semakin rendah nilainya semakin sedikit sensitivitas terhadap cahaya dan semakin halus gambar yang muncul di foto.

Sumber :

Segitiga Speed - ASA/ISO - Diafragma




Segitiga exposure fotografi yang menggambarkan eratnya hubungan shutter speed, ISO/ASA, dan diafragma merupakan hal yang sangat penting dan selalu diterapkan saat memotret.

Pedoman segitiga ini sangat baik untuk memperoleh exposure yang ideal. Hal ini mencegah terjadinya over dan under exposure, yakni suatu keadaan dimana film peka cahaya terlalu banyak menerima cahaya/kekurangan cahaya. Hasil foto yang over exposure terlihat sangat terang dan detail objek terkesan tipis bahkan bisa sampai hilang. Dan akibat under exposure adalah foto terlihat gelap.

Sumber :

Speed - ASA/ISO - Diafragma



      1.    Shutter Speed
Merupakan penentu cepat lambatnya cahaya masuk ke dalam kamera dan membakar film peka cahaya. Angka-angka yang tertera pada shutter speed adalah B, 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500 dan seterusnya sesuai kelipatan dengan angka sebelumnya. Cara membaca angka tersebut misalnya untuk 30 dibaca 1/30 detik.

      2.    ASA/ISO
Adalah nilai yang menunjukkan kepekaan suatu film. Nilai skala ASA/ISO ini bervariasi seperti  6 8 10 12 16 20 25 32 40 50 64 80 100 125 160 200 250 320 400 500 640 800 1000 1250 1600 2000 2500 3200 4000 5000 6400. Untuk nilai kecil digunakan untuk pemotretan dengan cahaya melimpah dan menghasilkan gambar yang halus. Hal ini disebabkan karena kandungan perak halida yang banyak dan lebih halus. Sementara semakin tinggi angkanya semakin kasar dan sedikit kandungan perak halida dalam film tersebut. Fungsi angka besar tersebut untuk pemotretan yang kurang cahaya seperti pada sore dan malam hari. Dengan cahaya yang minim, perak halida dalam film tetap bisa terbakar karena jumlahnya yang sedikit namun menghasilkan  efek gambar yang kasar.

      3.    Diafragma/Aperture (f)
Merupakan mekanisme pengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam kamera. Mekanisme diafragma ini tersusun dari lembaran yang membentuk lubang/lingkaran yang dapat berubah-ubah ukurannya. Angka yang tertera pada diafragma antara lain 1,4 - 2,8 - 4 - 5,6 - 8 - 11 - 16 dan 22. Semakin kecil angkanya semakin besar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak, begitu pula sebaliknya. Prinsip kerja diafragma mirip dengan pupil pada mata dimana apabila lubang semakin kecil, semakin tinggi dan luas fokus objek yang diamati. Semakin besar lubang diafragma, semakin sempit fokus yang diperoleh. Hal inilah yang dikenal dengan depth of field/ruang ketajaman.


Sumber :


                                                                                                               

Jenis Lensa


Jenis lensa dilihat dari perbedaan pembesaran dan sudut pandangnya ada 2 macam yakni lensa fix/tunggal dan lensa zoom. Penjelasan untuk kedua jenis itu adalah sebagai berikut :

      1.    Lensa Fix/Lensa Tunggal
Lensa ini pembesaran sudut pandangnya tetap dan tidak dapat diubah-ubah. Ukuran yang terdapat pada lensa ini menunjukan panjang titik fokusnya. Semakin besar angka milimeternya semakin besar pula kemampuan pembesarannya dan semakin sempit juga sudut pandangnya.

      2.    Lensa Zoom
Merupakan lensa yang dapat melakukan pembesaran gambar yang berubah-ubah. Dengan kata lain kita dapat mengubah jangkauan lensa sesuai kebutuhan tanpa harus mengganti lensanya.

Beikut ini adalah jenis lensa berdasarkan focal length-nya. Adapun focal length adalah panjang fokus atau suatu istilah yang menentukan kemampuan lensa dalam mengambil seberapa besar objek yang bisa masuk ke dalam bidang pandang yang tampil pada view finder kamera.

  1. Lensa Normal (50 mm)
Lensa yang memiliki sudut pandang yang mirip dengan mata manusia (sekitar 45 derajat).

  1. Lensa Wide Angle (<50 mm)
Sifat lensa ini meluaskan sudut pandang namun mengecilkan objek. Cakupannya lebih lebar dari lensa normal. Adapun sebuah lensa yang disebut Fish Eye termasuk kedalam kategori lensa wide ini, namun kategorinya adalah super wide. Umumnya lensa ini digunakan untuk panorama alam.

  1. Lensa Tele (>50 mm)
Sifat lensa ini merupakan kebalikan dari lensa wide. Lensa ini memperbesar serta mendekatkan objek dan menyempitkan sudut pandang.


Ada 2 jenis lensa khusus :

  1. Lensa Makro
Lensa makro memiliki kemampuan mendekatkan objek lebih dari lensa jenis lainnya. Biasanya dipakai untuk memotret objek yang berukuran kecil seperti serangga atau benda-benda kecil lainnya. Panjang fokus yang digunakan umumnya adalah 50 mm, 105 mm, 200 mm.

  1. Lensa Perspective Correction (PC)
Keistimewaannya lensa ini dapat diangkat/digeser untuk memperbaiki perspektif gambar yang biasanya untuk pemotretan arsitektur. Contoh panjang fokus lensa PC ialah 28 mm.

Anatomi Kamera


Kamera terdiri atas badan dan lensa. Di bagian badan terdapat tombol-tombol pengatur untuk membantu fotografi yaitu shutter speed, diafragma/aperture, dan ASA/ISO film.
Berdasarkan jenisnya secara umum kamera dapat dibedakan menjadi 2 :
      1.    Kamera Analog
Kamera analog menggunakan rol film sebagai media peka cahayanya cahayanya.
Kamera Analog memiliki 3 macam jenis :

a.    Kamera Film Seluloid
Kamera ini menggunakan film/pita seluloid yang mengandung perak halida yang sangat peka terhadap cahaya. Bagian perak halida yang terkena cahaya akan mengalami pengerasan dan tidak larut saat proses pencucian, sementara yang tidak menerima cahaya akan larut dan tanggal saat proses pencucian dengan cairan developer.
            Kamera film berdasarkan ukuran filmnya yaitu :
a.           Small Format (35 mm)
b.           Medium Format ( 100-120 mm)
c.           Large Format (>120 mm)
Setiap ukuran tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Apabila foto yang dicetak berukuran semakin besar, maka kita membutuhkan ukuran film yang semakin besar pula.

b.    Kamera Polaroid
Kamera Polaroid sering pula disebut kamera instan. Karena setelah pemotretan hasil foto dapat langsung muncul tanpa harus melalui proses cuci cetak.

c.    Kamera Lubang Jarum
Kamera ini terbuat dari barang bekas seperti kaleng susu atau kotak korek api yang diberi lubang kecil tempat masuknya cahaya dengan jarum. Prinsip kerjanya sama dengan kamera lainnya. Bahan peka cahayanya tetap menggunakan film.


      2.    Kamera Digital
Kamera digital tidak lagi menggunakan rol film melainkan menggunakan sensor khusus yang mampu membaca dan merekam cahaya. Umumnya terdapat juga layar LCD yang dapat mengatur setiap komponen penunjang fotografi dan dapat langsung mengamati hasil foto begitu setelah selesai pemotretan.



Proses masuknya cahaya pada kamera :





Sumber :

Pengertian Fotografi

Fotogafi berasal dari susunan 2 kata yakni phobos dan graphoo (bahasa Yunani) atau photo dan graph (bahasa Inggris) yang memiliki arti cahaya dan melukis. Jadi dapat disimpulkan bahwa fotografi berarti melukis dengan bantuan cahaya. Tanpa adanya cahaya, tidak akan mungkin terjadi proses fotografi.

Fotografi juga dapat diartikan sebagai suatu proses perekaman cahaya yang berasal dari pantulan objek ke permukaan bahan peka cahaya (film). Kamera adalah alat utama penunjang proses ini. Kamera sendiri dapat diartikan sebagai ruang kedap cahaya.

Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya melalui pembiasan oleh lensa sehingga mampu membakar film peka cahaya yang terdapat di dalam ruang kedap cahaya. Media peka cahaya yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan mirip dengan aslinya.

Sumber :

http://citrastudio.com/fotografi.html

http://www.forumkami.net/forum-fotografi/3323-pengertian-fotografi.html